Contoh lain yang sangat baik tentang toleransi, AlQuran Suci menjelaskan
bahwa bagaimanapun keadaannya, Anda tidak boleh meninggalkan toleransi.
Terlepas dari kekejaman yang ditimbulkan pada kalian, kalian jangan
bertindak selain dengan keadilan dan tidak membalas dendam dengan cara
yang sama kejamnya. Jika kalian melakukannya, maka kalian adalah sesat,
kata lain untuk sebutan keislaman kalian menjadi tidak berarti. AlQuran
Suci menyatakan:
”...janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat kepada takwa.” (Q.S 5: 9)
Ini adalah standar toleransi dan keadilan dalam Islam. Islam
menganjurkan untuk tidak menanggapi tuduhan rendah dan hina dari lawan,
karena dengan melakukan itu maka akan membuat kita sendiri menjadi
kejam. Sebaliknya memaafkan adalah tindakan yang lebih baik dan kalaupun
diharuskan untuk membalas maka kita balas dengan catatan tidak melebihi
luka yang telah ditimbulkan kepada kita.
Sebuah contoh luar biasa tentang toleransi dan pengampunan adalah
seperti yang diperlihatkan oleh Rasulullah saw yang yang mengampuni
semua penganiaya pada saat Fattah Mekkah. Sejarah telah mencatat
peristiwa ini. Ikramah adalah musuh terbesar Islam. Meskipun amnesti
umum telah diproklamasikan oleh Rasulullah saw pada hari kemenangan
tersebut, Ikramah memilih melawan kaum muslimin, ia akhirnya kalah dan
kemudian melarikan diri. Ketika istri Ikramah memohon pengampunan,
Rasulullah saw pun mengampuni. Segera setelah pengampunan, ketika
Ikramah muncul ke hadapan Rasulullah saw, Ikrimah berkata kepada
Rasulullah saw dengan sombongnya bahwa 'Jika Engkau berpikir bahwa
karena pengampunan Engkau saya juga akan menjadi seorang Muslim, maka
biarkan hal ini jelas bahwa saya tidak menjadi Muslim. Jika Anda dapat
memaafkan saya sementara saya tetap teguh pada keimanan saya, maka itu
baik, tetapi jika sebaliknya saya akan pergi. Rasulullah (saw) bersabda:
Tidak diragukan lagi Engkau bisa tetap teguh dengan keimanan Engkau.
Engkau bebas dalam segala hal. Tambahan pula, ribuan orang-orang Mekkah
pada waktu itu juga belum menerima Islam dan meskipun kalah mereka tetap
mendapatkan hak kebebasan mereka dalam beragama. Jadi ini adalah ajaran
AlQuran Suci dan contoh yang diberikan oleh Rasulullah saw mengenai hal
ini.
Kemudian beberapa contoh lain dari kebebasan berbicara dan toleransi.
Suatu ketika Rasulullah saw membeli unta dari seorang Badui yang ditukar
dengan sekitar 90 kilo kurma kering. Ketika Rasulullah saw sampai
dirumah, ia menemukan bahwa semua kurma telah hilang. Dengan penuh
kejujuran dan kesederhanaan, beliau mendatangi orang Badui tersebut dan
berterus terang padanya, Wahai hamba Allah! Saya telah membeli unta
dengan ditukar dengan kurma kering dan saya merasa bahwa saya memiliki
banyak kurma tetapi ketika saya sampai dirumah, saya menemukan bahwa
saya tidak memiliki kurma yang banyak. Orang Badui itu berkata: Dasar
penipu! Orang-orang mulai memberitahu Badui untuk berhenti berbicara
seperti itu terhadap Rasulullah saw, tetapi Rasulullah saw bersabda:
Biarkan dia. (Masnad Ahmad bin Hanbal Vol.6 p.268 diterbitkan di Beirut)
Sekarang lihatlah, bagaimana cara seorang penguasa waktu tu berurusan
dengan orang biasa. Ini adalah standar jaminan kebebasan berbicara dan
standar kesabarannya.
Kemudian contoh toleransi dan kebebasan beragama mengacu pada
orang-orang dari agama lain. Suatu ketika delegasi Kristen dari Najaran
datang kepada Nabi Suci (saw). Dalam pertemuan dengan Rasulullah saw di
Masjid Nabi di Madinah itu, waktu bagi peribadatan Kristen telah tiba
dan mereka ingin segera berangkat. Rasulullah saw menawarkan kepada
mereka untuk beribadah di masjid. Kemudian Setelah itu terbentuklah
persetujuan dengan orang-orang Kristen Najran yang menjamin kebebasan
mereka dalam beragama dan menetapkan kewajiban bagi umat Islam untuk
melindungi gereja-gereja mereka. Tidak ada gereja yang harus dihancurkan
dan juga tidak akan ada satupun imam yang akan diusir atau dikeluarkan.
Hak-hak mereka juga tidak akan dikurangi dan takkan ada satupun orang
Kristen yang diminta untuk mengubah imannya. Pernyataan ini menyatakan
bahwa Nabi (saw) memberikan jaminan pribadinya. Perjanjian ini
selanjutnya menyatakan bahwa jika umat Islam ingin membantu membiayai
perbaikan gereja-gereja Kristen, itu akan menjadi tindakan kebajikan
bagi mereka.
Berkenaan dengan keadilan, kebenaran dan kebebasan beragama, pendiri
Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad(as) menyatakan bahwa
terbukti bahwa setelah perselisihan antara seorang Muslim dengan seorang
Yahudi di bawa ke hadapan Rasulullah saw. Rasulullah saw) memutuskan
bahwa orang Yahudi yang benar dan menolak pernyataan seorang muslim.
Kemudian mengutip sebuah ayat Alquran, beliau menyatakan bahwa ayat ini
berarti 'Wahai nabi, Ajaklah orang-orang ahli kitab dan orang-orang yang
tidak tahu ke dalam Islam. jika mereka masuk Islam, mereka akan
mendapatkan bimbingan tetapi jika mereka berpaling maka pekerjaan mu
hanyalah menyampaikan pesan dari Allah taala. di dalam ayat ini tidak
tertulis bahwa tugas kalian adalah berperang melawan mereka.
Jelas dari ayat ini bahwa perang hanya diizinkan terhadap musuh yang
membunuh orang Islam atau mengganggu terciptanya perdamaian dan sibuk
dalam pencurian dan perampokan. Dan perang ini adalah dilakukan dari
kapasitas beliau sebagai seorang panglima dan bukan karena kenabiannya.
Allah berfirman 'berperanglah di jalan Allah terhadap mereka yang
memerangimu', hal itu menyatakan bahwa 'tidak ada kepentingan pada hal
lainnya dan tidak melampaui batas' karena Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.
Jadi ini adalah ajaran yang indah dari Islam dan contoh yang sempurna
dari Nabi Muhammad saw, contoh-contoh yang telah saya gambarkan
sebelumnya. Adalah cemoohan yang besar dengan menuduh bahwa tidak ada
konsep toleransi kebebasan beragama berkeyakinan dalam Islam. Kita tidak
boleh menafsirkan kepentingan beberapa kepentingan dari beberapa
individu Islam dan juga tidak tidak bisa ditafsirkan seperti itu.
Dalam kasus apapun, hal ini akan menjadi sangat jelas bahwa sementara
ada kebebasan berbicara dan toleransi dalam Islam, ada juga rasa hormat
bagi umat manusia dan kesabaran
0 comments:
Posting Komentar