“Jalan Menuju Perdamaian: Kesetaraan Hubungan antar Bangsa-Bangsa.”
Pidato Perdamaian di hadapan para anggota Kongres Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington D.C
oleh Hz. Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Ahmadiyah V, 27 Juni 2012
Kepada para tamu yang terhormat,
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa BarakatuhuSebelum melanjutkan
pidato ini, pertama-tama saya hendak mengambil kesempatan ini untuk
berterima kasih kepada anda sekalian yang telah mengorbankan waktunya
untuk datang dan mendengarkan apa yang akan saya sampaikan. Saya telah
diminta untuk berbicara mengenai sebuah topik yang sangat berat dan luas
cakupannya. Topik ini memiliki berbagai aspek, dan oleh karena itu
tidak mungkin bagi saya untuk membahas semuanya dalam waktu singkat yang
tersedia. Dan topik yang diminta kepada saya adalah tentang penegakkan perdamaian dunia. Tidak diragukan lagi, ini adalah topik yang sangat penting, isu yang mendesak yang sedang dihadapi dunia saat ini.
Namun, karena waktu yang terbatas, saya hanya ingin memberikan secara
singkat dari sudut pandang Islam tentang penegakkan perdamaian melalui
hubungan yang adil dan setara antar bangsa. Sebenarnya perdamaian dan
keadilan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, kalian
tidak tidak dapat memperoleh yang satu tanpa yang lainnya. Dan tentu
saja prinsip ini adalah sesuatu yang semua orang bijak dan cerdas harus
mengerti. Terlepas orang-orang yang bertekad membuat kerusuhan di
dunia, tidak satupun orang dapat mengklaim bahwa di suatu masyarakat,
negara ataupun di seluruh dunia, bahwa tidak akan ada kerusuhan ataupun
kurangnya perdamaian dimana keadilan dan kesepakatan terwujud.
Kendatipun demikian, kita menemukan bahwa di banyak bagian dunia
kerusuhan dan instabilitas perdamaian menjadi satu hal yang biasa.
Gangguan tersebut dapat dilihat baik secara internal dan maupun
eksternal dalam kaitannya dengan hubungan antar bangsa. Berbagai
kerusuhan dan pergolakan terjadi meskipun semua pemerintahan telah
mengklaim membuat kebijakan-kebijakan yang berlandaskan atas keadilan.
Dan semua klaim tersebut menyatakan bahwa penegakkan perdamaian adalah
tujuan utama mereka. Namun secara umum, terdapat sedikit keraguan bahwa
ketidaktentraman serta kerisauan semakin meningkat di dunia dan demikian
juga kerusuhan pun telah menyebar luas. Hal ini membuktikan bahwa entah
dimana, syarat-syarat keadilan tidak terpenuhi.
Oleh sebab itu, ada satu kebutuhan mendesak untuk berusaha mengakhiri
ketidakadilan, kapan saja dan dimana saja hal itu terjadi. Maka sebagai
Imam Jama’at Muslim Ahmadiyah Internasional,
saya hendak membuat sedikit penjelasan tentang kebutuhan dan cara-cara
untuk meraih perdamaian yang berdasarkan pada keadilan. Jama’at Muslim
Ahmadiyah adalah sebuah komunitas yang murni keagamaan. Kami meyakini
dengan kuat bahwa Al-Masih dan Pembaharu (Reformer) telah ditakdirkan
muncul di abad ini untuk menerangi dunia sebagaimana ajaran Islam yang
benar sungguh telah datang.
Kami meyakini bahwa Pendiri dari Jama’at kami, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad
dari Qadian adalah sungguh sebagai Al-Masih Yang Dijanjikan dan
Pembaharu sehingga kami menerima beliau. Beliau menekankan terhadap para
pengikutnya untuk beramal dan menyebarkan ajaran Islam yang
sesungguhnya dan sebenar-benarnya yang berdasarkan Al-Quran Suci. Oleh
karena itu, segala sesuatu yang saya akan sampaikan dalam hubungannya
dengan penegakan perdamaian serta dalam kaitannya dengan mengupayakan
kesetaraan hubungan internasional akan berdasarkan kepada Al-Quran Suci.
Berkaitan dengan upaya mencapai perdamaian dunia, anda sekalian telah
mengekspresikan opini-opininya secara terus menerus dan sungguh telah
membuat upaya-upaya yang luar biasa. Pemikiran Anda yang brilian dan
kreatif telah menjadikan anda mampu untuk mempresentasikan ide-ide dan
rencana-rencana yang menakjubkan serta sungguh merupakan sebuah visi
perdamaian.
Jadi, masalah ini tidak mengharuskan saya untuk berbicara dari
perspektif dunia ataupun politik, akan tetapi sebaliknya seluruh
perhatian saya akan tertumpu kepada bagaimana menegakkan perdamaian
berdasarkan agama. Dan untuk tujuan ini saya, seperti yang telah saya
sampaikan, akan mempresentasikan beberapa petunjuk penting yang
berdasarkan ajaran-ajaran dari Al-Quran Suci. Hal ini sangat penting
untuk selalu diingat bahwa pengetahuan manusia dan intelektualnya adalah
tidak sempurna, bahkan pada kenyataannya sangat terbatas. Sehingga
ketika membuat keputusan atau merumuskan pemikiran, seringkali
faktor-faktor tertentu memasuki pikiran manusia, yang akan mengaburkan
penilaian dan mengarahkan kepada pribadi seseorang berusaha memenuhi
keinginan pribadi. Pada akhirnya ini dapat menyebabkan hasil dan
keputusan yang tidak adil. Sebaliknya hukum-hukum Tuhan adalah sempurna
sehingga tidak terdapat kepentingan pribadi ataupun ketidakadilan dalam
hal ganjaran. Hal ini disebabkan Tuhan hanya menghendaki untuk kebaikan
dan manfaat bagi ciptaan-Nya sehingga hukum-Nya didasarkan sepenuhnya
pada keadilan.
Suatu hari ketika orang-orang di dunia mengetahui dan memahami poin yang
sangat penting ini, akan menjadi hari dimana pondasi perdamaian sejati
dan abadi akan diletakkan. Jikalau tidak, kita terus untuk menemukan
bahwa meskipun segala upaya yang tak kenal henti telah dibuat untuk
menegakkan perdamaian dunia, belum juga mereka mampu untuk menyediakan
hasil yang berharga. Setelah berakhirnya Perang Dunia I, para pemimpin
dari berbagai negara tertentu menghendaki hubungan yang baik dan damai
antara semua negara di masa depan. Sehingga dalam upayanya untuk
mencapai perdamaian dunia, maka dibentuklah Liga Bangsa-Bangsa. Dengan
prinsipnya yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dunia dan untuk
mencegah dari pecahnya perang di masa depan. Sayangnya, aturan-aturan
dari Liga tersebut dan Resolusi yang telah ditetapkan mengandung
berbagai kesalahan dan kelemahan sehingga mereka tidak benar-benar
melindungi hak-hak setiap semua orang dan setiap bangsa secara sama.
Sehingga satu demi satu negara-negara mulai meninggalkan Liga
tersebut.Oleh karena itu sebagai hasil dari kesenjangan itu, perdamaian
jangka panjang tidak dapat terwujud. Upaya-upaya dari Liga tersebut
telah gagal dan hal ini langsung mengarahkan pada terjadinya Perang
Dunia II.
Kita semua sadar akan kehancuran dan kerusakan yang tiada tara
tandingannya, dimana sekitar 75 juta orang di seluruh dunia kehilangan
nyawanya, dan banyak dari antara mereka merupakan warga sipil yang tak
berdosa. Terjadinya perang tersebut seharusnya sudah lebih dari cukup
untuk membuka mata dunia. Hal itu seharusnya menjadi sarana untuk
mengembangkan kebijakan-kebijakan yang penuh pengertian yang menjamin
semua pihak mendapatkan hak-haknya, yang berdasarkan kepada keadilan
sehingga membuktikan untuk menjadi sarana dari penegakkan perdamaian di
dunia.
Negara-negara pada saat itu telah melakukan upaya sampai batas tertentu
untuk mencoba dan membangun perdamaian sehingga Persatuan Bangsa-Bangsa
dibentuk. Negara-negara pada saat itu telah melakukan upaya sampai batas
tertentu untuk mencoba dan membangun perdamaian sehingga Persatuan
Bangsa-Bangsa dibentuk. Namun segera nampak nyata, bahwa tujuan mulia
dan menyeluruh yang mendasari PBB tidak bisa dipenuhi. Bahkan negara
tertentu cukup terbuka membuat pernyataan yang membuktikan kegagalannya.
ISLAM DAN PERDAMAIAN DUNIA
Apa yang Islam katakan dalam kaitan hubungan internasional yang berdasarkan pada keadilan, dan cara menegakkan perdamaian?
Dalam Alquran Allah taala telah menjelaskan bahwa latar belakang bangsa
atau etnis adalah sebagai alat identitas, hal itu tidak menunjukkan atau
memvalidasi segala bentuk superioritas apapun. Alquran jelas menyatakan
bahwa semua orang dilahirkan sama.
Selanjutnya dalam khutbah terakhir yang pernah disampaikan oleh Nabi Besar Muhammad saw
beliau memerintahkan semua umat Islam untuk selalu ingat bahwa orang
Arab tidak lebih unggul dari non-Arab dan tidak yang bukan Arab lebih
unggul dari Arab. Kemudian beliau mengajarkan bahwa ornag kulit putih
tidak lebih unggul atas orang kulit hitam dan juga orang kulit hitam
tidak lebih unggul dari orang kulit putih.
Dengan demikian ini adalah ajaran Islam yang jelas, bahwa orang-orang
dari berbagai bangsa dan ras adalah sama. Dan hal ini juga menjelaskan
bahwa semua orang hendaknya dijamin persamaan hak-haknya tanpa ada
diskriminasi dan prasangka. ini adalah kunci dan prinsip berharga yang
meletakkan pondasi untuk terciptanya harmoni diantara berbagai kelompok
dan bangsa dan juga untuk menegakkan perdamaian. Akan tetapi hari ini
kita menemukan bahwa ada pembagian dan pemisahan antara negara-negara
yang kuat dan lemah. Sebagai contoh, di dalam Persatuan Bangsa-Bangsa
kita menemukan bahwa disana ada perbedaan yang dibuat antara berbagai
negara. Sehingga di dalam Dewan Keamanan, disana ada beberapa
anggota-anggota permanen dan beberapa anggota-anggota yang non-permanen.
Pembagian ini telah terbukti menjadi sumber kecemasan internal dari
rasa frustasi sehingga kita sering mendengar laporan dari negara-negara
tertentu memprotes ketidakadilan ini.
Islam mengajarkan keadilan dan persamaan yang mutlak di segala hal
sehingga kita juga menemukan petunjuk lainnya yang sangat penting di
dalam surat 5 ayat 3 dari Al-Quran Suci. Di dalam ayat ini menyebutkan
bahwa untuk bisa sepenuhnya mengikuti tuntutan keadilan, sangat perlu
untuk berlaku adil meskipun terhadap orang-orang melampaui batas dalam
hal kebencian dan permusuhan mereka. Dan Al-Quran mengajarkan bahwa
dimanapun dan siapapun yang menyarankan kamu terhadap kebaikan dan
kebenaran, kamu harus menerimanya. Dan Dimanapun dan siapapun yang
menyarankan kamu terhadap perilaku dosa dan ketidakadilan, kamu harus
menolaknya.
STANDAR KEADILAN ISLAM
Sebuah pertanyaan secara alami terlontar bahwa apa yang menjadi standar dari keadilan yang diinginkan oleh Islam?
Di dalam surat 4, ayat 136, Al-Quran Suci menyatakan bahwa meskipun
bertentangan dengan diri sendiri ataupun orang tuamu ataupun orang yang
sangat kamu sayangi, maka Anda harus melakukannya untuk menegakkan
keadilan dan kebenaran.
Negara-negara yang kuat dan kaya hendaknya jangan mengambil hak-hak
negara-negara miskin dan yang lebih lemah, di dalam upayanya untuk
menjaga hak-hak mereka sendiri dan mereka seharusnya tidak mengadakan
kesepakatan dengan negara-negara miskin dalam bentuk yang tidak adil.
Sebaliknya, Negara-negara yang miskin dan lemah seharusnya jangan
mencari gara-gara untuk menyebabkan kesulitan atas negara-negara yang
kuat dan kaya setiap kali ada kesempatan. Selayaknya kedua belah pihak
harus mengupayakan untuk sepenuhnya mentaati prinsip-prinsip keadilan.
Dan memang ini adalah masalah yang sangat penting dalam mempertahankan
hubungan damai antar negara.
Persyaratan lain bagi perdamaian antar negara-negara yang berdasarkan
keadilan telah diberikan di dalam surat 15 dari Al-Quran Suci, ayat 89,
dimana ayat itu menyebutkan bahwa seharusnya tidak ada golongan yang iri
terhadap sumber daya dan kekayaan yang lain. Dan serupa dengan ayat
tersebut, seharusnya tidak ada negara yang mengupayakan secara tidak
adil atau mengambil alih sumber daya negara lain dengan dalih palsu
untuk membantu atau mendukung mereka. Jadi dengan latar belakang untuk
menyediakan tenaga ahli, pemerintahan-pemerintahan itu seharusnya tidak
mengambil keuntungan dari negara-negara lain dengan membuat kesepakatan
atau kontrak perdagangan yang curang.
Hal yang sama, dengan latar belakang menyediakan tenaga ahli dan
bantuan, negara-negara itu itu seharusnya tidak mencoba untuk mengambil
kendali dari sumber daya alam ataupun asset-aset dari negara-negara
berkembang. Kapan saja orang-orang yang kurang pendidikan ataupun
negara-negara memerlukan untuk diajarkan bagaimana mendayagunakan dengan
benar sumber daya alam mereka, maka hal ini harus dilakukan.
Minggu, 24 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar