Engkau harus
mengetahui bahwa tingkat tertinggi manusia adalah “orang-orang yang
diberi pemahaman” (mufahhamun), dan mereka adalah orang yang dapat
menggabungkan dua kekuatan – kemalaikatan dan kebinatangan – yang ia
miliki, dan sisi kemalaikatannya lebih mendominasi. Mereka diutus untuk
menciptakan tatanan yang dikehendaki oleh seruan langit (da’iyah haqqaniyyah),
dan ilmu Ilahi, serta berbagai keadaan Dewan malaikat tertinggi yang
memancar kepada mereka. Ciri-ciri “orang yang diberikan pemahaman” di
antaranya adalah: ia memiliki watak yang seimbang dan watak yang
harmonis dan bahwa wataknya itu tidak digerakkan secara berlebihan oleh
pendapat-pendapat yang parsial (ara juz’iyyah), tidak oleh
pemikiran yang berlebihan sehingga ia ditarik dengan cara apapun dari
yang universal kepada yang parsial, atau dari ruh kepada bentuk. Di
dalam dirinya juga tidak terdapat kebodohan berlebihan yang tidak dapat
ditanggalkan untuk kemudian beranjak dari yang parsial menuju yang
universal, dan dari bentuk kepada ruh. Ia adalah seorang yang sangat
patuh menjalankan perbuatan-perbuatan yang mendapat petunjuk, memiliki
tingkah laku yang baik di dalam perbuatan-perbuatan ibadah, dan adil
dalam memperlakukan manusia. Ia mencintai keteraturan alam semesta dan
cenderung kepada kemaslahatan umum; tidak menyakiti seorangpun kecuali
dalam suatu keadaan ketika kebaikan umum tergantung kepadanya atau
ketika kemaslahatan umum memaksanya untuk menyakitinya. Ia tetap
konsisten dalam kecenderungan kepada Yang Gaib. Pengaruh
kecenderungannya ini dapat dilihat dalam perkataannya dan wajahnya, juga
dalam semua wataknya, sehingga ia senantiasa mendapat pertolongan dari
Yang Gaib. Perbuatan spiritual yang paling sedikit yang terbuka baginya
adalah kedekatan kepada Allah dan ketenangan (sakinah) yang tidak
tersingkapkan bagi orang lain.
Orang-orang “yang diberi pemahaman” (Mufahhamuun) ada beberapa macam dan kapasitas mereka berbeda-beda:
1. 1. Orang
yang mencapai kapasitas paling tinggi dalam menerima ilmu-ilmu dari
Allah untuk memperbaiki jiwa dengan jalan beribadah. Orang seperti ini
adalah “orang yang sempurna” (kamil).
2. 2. Orang
yang mencapai keadaan paling tinggi dalam menerima kebaikan-kebaikan
yang diusahakan dan ilmu-ilmu tentang pengaturan urusan-urusan domestic
dan sebagainya. Orang yang seperti ini adalah “orang yang bijaksana”
(hakim).
3. 3. Orang
yang biasanya memahami kebijakan-kebijakan yang komprehensif, kemudian
berhasil menegakkan keadilan di antara manusia dan membela mereka dari
kezaliman. Orang yang seperti ini disebut “Khalifah”.
4. 4. Orang
yang telah mendapatkan kunjungan Dewan Malaikat Tertinggi, mendapatkan
pengajaran mereka, berbicara dengan mereka, melihat penampakan mereka,
dan orang yang mampu menjelmakan berbagai macam kemuliaan spiritual
(karamat). Mereka ini dikenal sebagai “orang yang telah dibantu oleh ruh
suci”.
5. 5. Orang
yang lidah dan hatinya telah disinari, sehingga manusia disekitarnya
mendapat keuntungan dari perkumpulan yang ia selenggarakan dan dari
khutbah-khutbahnya. Ia juga mampu mentransfer ketenangan dan cahaya
kepada murid-murid dan sahabat-sahabatnya, sehingga mereka mencapai,
berkat perantaraannya, tingkat kesempurnaan yang tinggi, sementara ia
sendiri tidak pernah berhenti memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
mereka. Orang seperti ini disebut “pemberi petunjuk yang murni” (hadi
muzakki).
6. 6. Orang
yang ilmunya terutama berisi pengetahuan mengenai peraturan-peraturan
bagi masyarakat keagamaan serta berbagai keuntungan darinya, dan orang
yang mendorong (mereka) untuk melakukan peraturan-peraturan itu. Orang
seperti ini disebut “pemimpin” (imam).
7. 7. Orang
yang diberi ilham untuk memberitahu manusia mengenai bencana yang telah
ditentukan bagi mereka di dunia ini, atau orang yang mengetahui bahwa
Allah telah mengutuk suatu umat dan memberitahu mereka mengenai hal ini,
atau yang melepaskan diri dari jiwa rendahnya pada waktu-waktu
tertentu, sehingga ia mampu mengetahui apa yang akan terjadi di dalam
kubur dan pada hari kiamat, dan yang memberitahu mereka mengenai hal-hal
ini. Orang pada tingkatan ini disebut “pemberi peringatan” (mundzir).
8. 8. Jika
kebijaksanaan Ilahi mengharuskan bahwa orang “yang diberikan pemahaman”
diutus kepada umat manusia, sehingga ia menjadi sebab bagi
dikeluarkannya umat dari kegelapan ke dalam cahaya, maka Allah
mengharuskan hamba-hambaNya untuk menerima orang ini, lahir dan batin.
Dewan Malaikat Tertinggi akan merasa puas dan mendoakan kebaikan bagi
orang-orang yang mengikuti dan menyertai dia, dan mereka menyediakan
kutukan bagi orang-orang yang menentang dan menolaknya. Allah telah
memberitahu umat mengenai hal ini dan membuat mereka mematuhinya. Orang
yang seperti itu adalah “seorang nabi”. Tingkatan nabi yang terbesar
adalah yang risalahnya mempunyai dimensi tambahan yang sesuai dengan
tujuan Allah swt. Untuknya, yaitu bahwa ia harus menjadi sebab untuk
dikeluarkannya umat “dari kegelapan kepada cahaya” dan bahwa umatnya
menjadi “umat terbaik yang dikeluarkan bagi umat manusia”, sehingga
risalah yang ia sampaikan harus dilengkapi dengan risalah tambahan.
0 comments:
Posting Komentar