Minggu, 24 Februari 2013

kemusyikan dalam islam

Tuhid Ilahi merupakan perhatian utama dakwah Rasulullah saw. Sebaliknya syirik atau kemusyrikan adalah hal utama yang diperangi oleh Rasulullah saw. Tauhid dan Syirik (kemusyrikan) adalah dua hal yang tidak dapat bersatu itulah pesan yang harus kita camkan sebagai pengikut Rasulullah saw. Bagaimana kenyataannya sekarang? ada baiknya kita merenungkan tulisan berikut:


Titik pusat agama, tempat segala masalah berputar di sekitarnya, atau akar pohon Islam yang baginya semua akidah dan amal perbuatan lainnya merupakan dahan-dahannya, adalah Iman kepada Allah. Semua akidah adalah untuk mendukungnya, dan semua amal perbuatan adalah untuk menguatkannya. Di antara rukun-rukun keimanan kepada Allah, yang terbesamya  adalah iman kepada Tauhid.  Rasulullah saw semenjak beliau mendakwahkan risalat hingga akhir hayat beliau, terus menerus mengumandangkan ajaran laa ilaaha Illallah yakni, tiada yang layak disembah kecuali Allah. Beliau menanggung segala macam penderitaan, namun beliau tidak henti-hentinya mengemukakan ajaran ini. Sehingga, pada saat beliau meninggal dunia pun, andaikata âda sesuatu yang dipikirkan oleh beliau, sesuatu itu tak lain melainkan kekhawatiran menghilangnya dari dunia ini ajaran yang telah ditegakkan oleh beliau dengan memberikan banyak pengorbanan.

Hati seorang muslim akan meleleh dan jantungnya akan remuk redam apabila ia membaca di dalam buku-buku hadis dan sejarah, betapa keadaan Rasulullah saw. tatkala beliau menanggung derita sakit yang mengantar beliau ke gerbang maut, yang karena kehebatan penderitaan itu jisim beliau mengeluarkan air keringat dan penyakit beliau kian  mempengaruhi  saraf-saraf beliau yang sehalus-halusnya, dan kegelisahan serta keresahan beliau kian memuncak ketika beliau memikirkan dengan rasa khawatir bahwa jangan-jangan orang-orang sepeninggal beliau akan melalaikan ajaran ini dan orang-orang akan dihinggapi lagi kemusyrikan. Dan, pada saat ketika beliau berada dalam keadaan menderita pun, beliau melupakan diri pribadi beliau sendiri dan dari kekhawatiran memikirkan nasib umat, beliau membolak-balikkan badan beliau dari kanan ke kiri dan dari kiri ke kanan seraya berucap,

"Allah melaknat umat Yahudi dan umat Krtsten, karena mereka telah menjadikan kuburan nabi-nabi mereka mesjid-mesjid. " (Bukhari, Bab Mardhun-Nabi)
yang dengan itu dimaksudkan oleh beliau sebagai peringatan untuk berwaspada agar sepeninggal beliau jangan sampai orang-orang mukmin menyembah beliau juga, karena perbuatan itu bertentangan dengan ajaran yang senantiasa diajarkan beliau sepanjang hidup beliau, dan jangan melupakan ajaran Tauhid llahi.

Kegelisahan beliau waktu sakit menjelang wafat dan kecintaan beliau terhadap Tauhid llahi merupakan suatu peristiwa yang amat mengharukan,  sehingga setiap orang yang mencintai beliau, karena terbawa oleh pengaruh peristiwa yang memilukan itu, tidak akan sekali-kali menghampiri kemusyrikan.

Namun demikian, kita menyaksikan bahwa di antara orang orang yang menyebut diri mereka orang-orang Islam, kebanyakan dari mereka dengan terang-terangan berbuat hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam ini. Siapakah di antara orang-orang Islam yang hidup seribu tiga ratus tahun yang lalu menyangka bahwa pada suatu ketika kelak orang-orang yang memikul panji laa ilaaha illallah akan bersujud kepada kuburan-kuburan? Siapakah menyangka bahwa mereka akan bersembahyang dengan menghadapkan muka ke arah tempat-tempat orang-orang suci mereka dan mereka mempercayai manusia-manusia yang mengetahui gaib? Siapakah menyangka bahwa mereka akan menganggap para wali memiliki kekuasaan Allah dan memohon kepada orang-orang mati supaya maksud-maksud mereka terkabul? Siapakah menyangka bahwa mereka akan mempersembahkan sesajen-sesajen di atas kuburan-kuburan? Adapun tentang orang-orang keramat, mereka berkeyakinan bahwa apa pun yang diinginkan orang orang keramat itu akan dikabulkan oleh Allah Taala dan menyangka bahwa wujud mereka itu hadir di mana-mana. Mereka memberikan korbanan yang dialamatkan kepada orang-orang lain selain Allah. Kemudian, paling celaka lagi, mereka mengatakan bahwa semua ajaran itu merupakan ajaran  Alquran  Suci dan ajaran junjungan kita Rasulullah saw. Akan tetapi, dari timur sampai barat dan dari utara sampai selatan, di tempat-tempat orang-orang Islam tinggal, semua hal yang disebutkan di atas tengah dilakukan; dan sebagian besar orang-orang Islam melakukan paling tidak satu di antara hal-hal tersebut di atas.

0 comments:

Posting Komentar