Selasa, 19 Februari 2013

Keutamaan beribadah pada Lailatul Qadri.



Allah Ta’ala berfirman:”Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an pada malam qadar (kemulian)). Dan tahukah kamu apakah malam kemulian itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh dengan izin Tuhannya. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr:1-5)
Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi”. (Ad-Dukhaan:13)
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Saww., beliau bersabda:“Barangsiapa beribadah pada malam Qadar dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR.Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya beberapa sahabat Nabi Saww. memimpikan Lailatul Qadar pada tujuh malam yang terakhir (dalam bulan Ramadhan), kemudian Rasulullah Saww. bersabda:“Aku perhatikan impianmu itu benar-benar tapat pada tujuh malam terakhir, maka barang siapa ingin mencapai Lailatul Qadar, maka hendaknya ia bersungguh-sungguh pada malam yang terakhir”. (HR.Bukhari dan Muslim)
Dari ‘Aisyah ra., ia berkata:”Rasulullah Saww. selalu beri’tikaf pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan ramadhan, serta bersabda:”Bersungguh-sungguhlah kalian mencari Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan”.(HR.Bukhari dan Muslim)
Dari ‘Aisyah ra., ia berkata:“Rasulullah Saww. apabila telah masuk pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, beliau selalu beribadah pada waktu malam serta membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh ibadah dan mengikatkan sarungnya (tidak bersetubuh dengan istrinya)”. (HR.Bukhari dan Muslim)
Kapankah atau tepatnya Malam Qadar (Lailatul Qadar) itu ?
Menurut pendapat yang masyhur tentang malam Al-qadar dengan mengutip keterangan dari Ubay bin Ka’ab dan Ibnu Abbas dan kebanyakan pendapat ulama’, adalah jatuh pada malam yang keduapuluh tujuh, dengan mengambil dalil dari sabda Nabi Saww.:“Iltamisuu lailatal qadri fii sab-in wa isyriina khalat min syahri ramadhaana. “Carilah malam Al-Qadar pada malam keduapuluh tujuh yang telah berlalu dari bulan Ramadhan”. Yaitu malam yang pada waktu pagi cuacanya sangat cerah, dan yang dengan cuaca itu Allah telah menjayakan agama Islam dan menurunkan Malaikat untuk memberikan pertolongan kepada Kaum Muslimin.
Keterangan diatas dikuatkan lagi oleh sebuah riwayat yang menceritakan bahwa Utsman bin Al-’Ash mempunyai pembantu kecil yang berkata padanya: “Wahai tuan, sesungguhnya aku mendapatkan air laut rasanya tawar pada suatu malam Ramadhan”. Utsman bin Al-’Ash berkata: “Apabila hal itu terjadi lagi di suatu malam, maka hendaklah kamu memberitahukan kepadaku”. Lalu dia memberitahukan kepadanya, ternyata malam itu adalah malam keduapuluh tujuh dari bulan Ramadhan.

0 comments:

Posting Komentar