Selasa, 19 Februari 2013

Dimensi isi tauhid
Tauhid mempunyai beberapa dimensi isi tauhid sbb:
1. Tauhid sebagai prinsip pertama metafisika
Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah berarti berpendapat bahwa Dialah Pencipta yang mewujudkan segalanya. Dialah sebab utama setiap kejadian, dan tujuan akhir segala yang ada, bahwa Dialah Yang Pertama dan Terakhir. Bersaksi dengan kebebasan dan keyakinan, secara sadar memahami isinya, berarti menyadari bahwa segala di sekitar kita, baik benda atau kejadian, semua yang terjadi di bidang alam, sosial, atau psikis, adalah tindakan Tuhan, pelaksanaan dari satu atau lebih tujuan-Nya. Begitu tercipta, realisasi seperti itu menjadi hakikat kedua manusia, yang tak dapat dipisahkan darinya selama terjaga. Sehingga manusia akan hidup di bawah bayang-bayangnya. Dan dimana manusia mengetahui perintah dan tindakan Tuhan dalam setiap objek dan peristiwa, maka dia mengikuti inisiatif Tuhan karena ini semua perintah Tuhan. Mengamati inisiatif Tuhan dalam alam ebrarti melaksanakan ilmu alam. Karena inisiatif Ilahiah dalam alam tak lain daripada hukum-hukum yang tak berubah yang diaugerahkan Tuahn kepada alam. Mengamati inisiatif Ilahiah dalam diri seseorang atau dalam masyarakat berarti mempelajari ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu sosial. Dan jika seluruh alam semesta sendiri benar-benar menyingkapkan atau memenuhi hukum alam in, yang adalah perintahdan kehendak Tuhan, maka alam semesta, menurut orang Muslim merupakan teater hidup yang digerakkan oleh perintah Tuhan. Teater itu sendiri, dan segala isinya, dapat dijelaskan dengan istilah-istilah ini. Keesaan Tuhan berarti bahwa Dialah Sebab segalanya.
2. Tauhid sebagai prinsip pertama etika
Tauhid menegaskan bahwa Tuhan Maha Esa menciptakan manusia dalam bentuk terbaik, untuk menyembah dan mengabdi kepada-Nya. Ini berarti bahwa seluruh keberadaan manusia di muka bumi bertujuan mematuhi Tuhan, menjalankan perintah-Nya. Tauhid juga menegaskan bahwa tujuan ini termasuk kekhalifahan manusia di muka bumi. Karena, menurut Al-Qur’an, Tuhan telah memberikan amanat-Nya kepada manusia, amanat yang tak mampu dipikul langit dan bumi, dan yang mereka hindari dengan ketakutan. Amanat tuhan adalah pelaksanaan bagian etika dari kehendak Tuhan. Hakikatnya menuntut bahwa amanat itu diwujudkan dalam kebebasan dan manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu melakukannya. Dimanapun kehendak Tuhan diwujudkan sesuai kebutuhan hukum alam, perwujudannya bukan moral, tetapi mendasar (elemental) atau bermanfaat (utilitarian). Hanya manusia yang mampu mewujudkannya dengan kemungkinan melakukan atau tidak melakukannya sama sekali, atau melakukan sebaliknya atau sebagian. Kemerdekaan manusia untuk mematuhi perintah Tuhanlah yang menjadikan pelaksanaan perintah moral.
Tauhid menegaskan bahwa Tuhan, yang pemurah dan bertujuan, tidak menciptakanmanusia secara main-main, atau sia-sia. Dia menganugerahkan manusia dengan panca indera, akal dan pemahaman, menjadikannya sempurna – dan meniupkan ke dalamnya ruh-Nya- untuk mempersiapkannya menunaikan tugas besar ini.
3. Tauhid sebagai prinsip pertama aksiologi
Tauhid menegaskan bahwa Tuhan telah menciptakan umat manusia agar manusia dapat membuktikan diri bernilai secara moral melalui perbuatannya. Sebagai Hakim agung dan akhir,Dia memperingatkan bahwa semua perbuatan manusia akan diperhitungkan ; bahwa perbuatan baik mereka akan diberi pahala, dan perbuatan buruk mereka akan diberi hukuman. Tauhid selanjutnya menegaskan bahwa Tuhan menempatkan manusia di muka bumi agar manusia mendiaminya. Agar manusia dapat bekerja di atas bumi, memakan buah-buahnya, menikmati kebaikan dan keindahannya, dan memakmurkan bumi dan dirinya. Inilah penegasan dunia : menerima dunia karena dunia tidak berdosa dan baik, diciptakan oleh Tuhan dan diatur oleh-Nya untuk dimanfaatkan manusia. Segala yang ada di dunia ini, termasuk matahari dan bulan, tunduk kepada manusia. Semua ciptaan merupakan teater bagi manusia untuk melakukan perbuatan etikanya sehingga mewujudkan bagian yang lebih tinggi dari kehendak Ilahi. Manusia bertanggung jawab untuk memuaskan naluri dan kebutuhannya, dan setiap orang bertanggung jawab satu sama lain. Manusia berkewajiban mengembangkan sumber daya manusia ke tingkat yang tertinggi yang mungkin, sehingga semua karunia alam dapat sepenuhnya dimanfaatkan. Dia berkewajiban mengubah bumi menjadi kebun buah yang produktif dan taman indah. Dalam proses ini dia dapat mengeksplorasi matahari dan bulan jika perlu. Tentu saja manusia harus menemukan dan mempelajari pola-pola alam, jiwa manusia, masyarakat. Dia harus mengindustrikan dan mengembangkan dunia agar dunia menjadi taman dimana Firman Allah diagungkan.
4. Tauhid sebagai prinsip pertama masyarakat
Tauhid menegaskan bahwa “umatmu ini umat yang satu, yang Tuhannya adalah Allah. Karena itu sembah dan mengabdilah pada-Nya” Tauhid berarti bahwa orang orang-orang beriman adalah bersaudara , yang anggotanya saling mencintai dalam Tuhan, mereka saling menasihati untuk berlaku adil dan sabar. Mereka semua berpegang pada tali Allah, dan tidak berpisah satu sama lain, mereka saling berurusan, menganjurkan kebaikan dan melarang kejahatan; mereka menaati Allah dan Nabi-Nya.
5. Tauhid sebagai prinsip pertama estetika
Tauhid berarti menyingkirkan Tuhan dari segenap bidang alam. Segala yang diciptakan adalah makhluk, nontrasenden, tunduk kepada hukum ruang dan waktu. Semuanya ini tak mungkin Tuhan dalam arti apapun, khususnya arti ontologis yang dinafikan tauhid, sebagai intisari monoteisme. Tuhan sama sekali bukan ciptaan, sama sekali bukan alam, dan karena itu Tuhan transenden. Dialah satu-satunya wujud yang trasenden. Tauhid selanjutnya menegaskan bahwa tak ada yang menyerupai-Nya, sehingga tidak ada ciptaan yang menyerupai atau melambangkan Tuhan, tak ada yang dapat mewakili-Nya. Jelas secara definisi Dia tak tergambarkan. Tuhan adalah Dia yang tak ada lembaga estetis apapun yang mungkin.

0 comments:

Posting Komentar