Selasa, 19 Februari 2013

Menyambut Ramadhan: Sambutlah dengan Kegembiraan



Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan Ramadhan akan segera tiba. Kita semua sibuk ‎mempersiapkan diri menyambut bulan yang penuh berkah tersebut. Mempersiapkan diri ‎menyambut Ramadhan dengan baik-baik adalah amalan yang sangat mulia. Para ulama ‎sholeh terdahulu senantiasa mengkonsentrasikan diri menyambut Ramadhan dengan ‎penuh keseriusan. Rasulullah s.a.w. pernah berpesan kepada umatnya :”Akan segera ‎datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Allah s.w.t. ‎bersama kalian pada bulan itu, maka diturunkanlah rahmat, diampuni dosa-dosa dan ‎dikabulkan do’a dan permintaan. Allah melihat kalian berlomba-lomba dalam kebaikan, ‎lalu diikutkan bersama kalian malaikat-malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah ‎kebaikan diri kalian, sesungguhnya orang yang rugi adalah mereka yang tidak ‎mendapatkan rahmat Allah”. Dalam al-Quran juga ditegaskan : “Demikianlah (perintah ‎Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu dari ‎ketakwaan hati. ‎
Berikut ini adalah sebagian sikap-sikap terpuji yang dilakukan para ulama sholeh ‎terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan:‎ ‎
1. Dengan kegembiraan dan kebahagiaan.‎
Mereka selalu berharap datangnya Ramadhan dan ingin segera menyambutnya dengan ‎kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang ‎salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:”Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke ‎Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai ‎Ramadhan”. Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka, ‎karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak ‎terkira.‎ ‎
2. Dengan pengetahuan yang dalam.‎
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap ‎muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan ‎sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib memenuhinya ‎dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan ‎fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, minimal tentang hal-‎hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.‎ ‎
3. Dengan do’a‎
Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga ‎merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan ‎untuk menggapai kemuliaan malam lailatul qadar dan tantangan-tantangan lainnya. ‎Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdo’a agar optimis melalui bulan ‎Ramadhan.‎ ‎
4. Dengan tekad dan planning yang matang untuk mengisi Ramadhan
Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning. Orang-orang soleh terdahulu selalu ‎merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Berapa kali dia ‎akanmengkhatamkan membaca al-Quran, berapa kali sholat malam, berapa akan ‎bersedekah dan membari makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian ‎dan membaca buku agama. Itulah planning yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya ‎sekedar memplaning menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan. Begitu juga selama ‎Ramadhan kita bertekad untuk bisa meraih taubatun-nasuuha, tobat yang meluruskan. ‎Wallahu a’lam

0 comments:

Posting Komentar