Marilah kita perhatikan beberapa kemenangan yang diperoleh kaum
muslimin dalam rentang sejarang Islam. Allah swt telah memberikan
kemenangan kepada kaum muslimin dalam berbagai kesempatan, yaitu perang
badar, perang al-Ahzab, saat penaklukan kota Makkah, perang Hunain dan
berbagai kesempatan lainnya. Semua kemenangan tersebut tidak lain adalah
janji-janji Allah yang diberikan kepada mereka yang beriman, "Dan Kami
selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman" (QS. Rum : 47).
Allah memberikan pertolongan dan kemenangan karena kaum muslimin
tidak begitu saja, namun tentu dengan alasan yang kuat, yaitu karena
mereka berpegang teguh pada agama mereka. "Dan Allah pasti akan menolong
orang-orang yang menolong(agama)Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan
Maha Perkasa. Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan mereka di muka
bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat ma 'ruf dan mencegah kemungkaran, dan kepada Allah lah kembali
segala urusan" (Q.S. Al-Haj : 40-41).
Dengan demikian itulah sifat-sifat yang menjadikan orang mukmin berhak mendapatkan pertolongan Allah adalah. Mari kita mencoba mengkaji sifat-sifat tersebut secara lebih rinci:
- Orang telah diteguhkan
kedudukannya oleh Allah di muka bumi. Mereka adalah orang-orang yang
telah menegakkan ibadah kepada Allah dengan sempurna. Allah telah
berfirman :"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal sholeh, bahwa Dia akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridlai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar
akan mengganti kondisi mereka setelah dalam ketakutan menjadi rasa aman
sentosa, mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan apapun
dengan-Ku" (QS. An-Nur : 55). Jika seorang hamba beribadah secara ikhlas
kepada Allah dengan perkataan, perbuatan dan keyakinannya, tidak karena
harta atau tujuan-tujuan duniawi lainnya, niscaya Allah akan
meneguhkannya di muka bumi ini. Dengan demikian seseorang sebenarnya
tidak akan memperoleh kedudukan di muka bumi ini di depan Allah sebelum
ia menegakkan agama dan ibadah mereka. Inilah yang bisa kita sebut
sebagai "institusi sosial yang mapan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
moral dan akhlaqul karimah".
- Mereka yang mendirikan
salat dengan khusyu' dan benar. Salat tanpa kekhusyu'an layaknya jasad
tanpa roh. Kekhusu'an dalam shalat pada zaman sekarang ini menjadi
semakin berharga. Hiruk pikuk kehidupan serta bisingnya informasi dan
komunikasi, menjadikan hati manusia sering bercabang-cabang. Ini
menjadikan kekhusyu'an semakin sulit didapatkan. Maka tepatlah kalau
kekhusyu'an dalam mendirakan salat menjadi salah satu sebab pertolongan
Allah, karena pada kekhusyu'an ini tercipta komunikasi langsung antara
hamba dan Tuhannya.
Sifat ini menggambarkan kepada "institusi ibadah" yang optimal dalam kehidupan. Ibadah yang tidak saja bernilai ritual namun juga mempunyai nilai yang lebih luas dan mendalam. - Menunaikan
zakat untuk membersihkan harta dan diri mereka dengan sekaligus
menolong saudara mereka yang kesusahan dan fakir miskin. Dengan
berzakat, ketimpangan sosial antara kaum punya dan kaum miskin papa bisa
diminimalisir. Dan pada gilirannya penerapan institusi zakat akan
mengantarkan kepada perekonomian yang seimbang, stabil dan kokoh, namun
bersih dari praktek-praktek aniaya dan riba.
Tentu yang dimaksudkan Allah dari sifat ini adalah terciptanya sistem perekonomian yang mapan dan bersih, sesuai dengan spirit yang terkandung dalam ibadah zakat. - Mengajak kepada ma'ruf, yaitu kebajikan yang
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, saling mengkoreksi dan
mengingatkan dengan saudaranya demi menegakkan syariat Allah. Dalam
sebuah hadis diterangkan, 'Perumpamaan seorang mukmin terhadap
saudaranya mukmin lainnya adalah seperti bangunan yang saling topang
menopang". Itulah tugas seorang mukmin terhadap saudaranya yang seiman.
Yang bisa kita ambil dari sifat ini adalah terciptanya tujuan dan orientasi kehidupan kepada hal yang ma'ruf, kebaikan dan kemaslahatan bersama. Orientasi dan tujuan pengembangan kehidupan tidak dieksploitir hanya karena segelintir kepentingan kelompok atau pribadi, namun lebih mengarah kepada upaya mewujudkan konsep "Rahmatan Lil Alamin", kesejahteraan alam semesta. - Mencegah kemungkaran. Mungkar adalah pekerjaan yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. Mungkar bisa merupakan dosa besar, seperti membunuh dan berzina, ataupun dosa kecil seperti melihat dan mendengar kemaksiatan. Mereka mencegah kemungkaran demi manjaga agama Allah dan melindungi penganutnya dari kerusakan dan kesesatan.
0 comments:
Posting Komentar