Ketiga, mukjizat para rasul terdahulu bersifat temporal,
akan berhenti dan lenyap bersamaan dengan wafatnya rasul tersebut. Misalnya,
mukjizat tongkat nabi Musa, tongkat itu hilang ditelan bumi. Tongkat yang
memiliki berbagai keistimewaan itu tidak ditemukan lagi hari ini. Demikian juga
mukjizat kemampuan menghidupkan orang mati yang dimiliki Nabi Isa, hilang
bersama hilangnya Nabi tersebut dari muka bumi. Mukjizat Nabi Sulaiman berupa
kemampuannya menundukan burung, jin dan angin, juga telah sirna tiada muncul
kembali. Serta mukjizat unta betinanya Nabi Shalih yang menghasilkan susu yang
melimpah ruah pun musnah tak bisa diperbaharui. Sedangkan mukjizat Nabi
Muhammad saw bersifat kekal dan abadi sampai Hari Kiamat. Mukjizat itu
al-Qur’an al-Karim yang menantang manusia untuk membuat yang serupa dengannya.
Kitab al-Qur’an yang kita baca hari ini adalah al-Qur’an yang dibacakan dan
disampaikan oleh Rasulullah Saw 15 abad yang lalu. Dan jutaan kitab al-Qur’an
yang tersebar di seluruh penjuru duani dan ada dari masa ke massa adalah
duplikasi tanpa penambahan dan pengurangan dari al-Qur’an yang diterima oleh
para sahabat dari beliau Saw di Makkah dan Madinah saat beliau Saw masih hidup
dan mendapatkan wahyu dari langit. Inilah satu-satunya kitab yang dijanjikan
oleh Allah untuk dipelihara (dijaga) seperti dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an dan Kami pulalah yang akan
menjaganya.” (Qs. al-Hijr [15]: 9).
Selasa, 23 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar